Siklus 2


Pemetaan Warga Desa Sindangsari dilaksanakan Tanggal 06-09 Agustus 2018

 SEJARAH (HISTORIS) TERBENTUKNYA
DESA SINDANGSARI
KECAMATAN PASEH KABUPATEN BANDUNG





Bismillahirrohmanirrohim.

Dengan memanjatkan puja, puji serta syukur kehadirat Allah SWT, akhirnya kami telah selesai membuat intisari  Sejarah  Desa Sindangsari Kecamatan Paseh Kabupaten Bandung yang disusun dari berbagai sumber sejarah yang ada di Desa.
Terjadinya perubahan nilai – nilai budaya bangsa akibat dari proses globalisasi yang tidak terkendali telah melunturkan identitas jati diri bangsa, globalisasi yang membawa budaya pasar bebas telah mendorong terjadinya kesenjangan ekonomi, rendahnya pemahaman jati diri desa yang bersumber dari keaslian asal usul dan adat istiadat setempat maupun pemberdayaan masyarakat.
Penyusunan intisari  Sejarah  Desa Sindangsari ini merupakan salah satu kewajiban kami Pemerintah Desa Sindangsari Kecamatan Paseh Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat yang harus dipenuhi untuk tujuan pelestarian Adat dan Budaya Lokal.
Maka dengan ini kami mencoba menggalinya yang diawali dengan menyusun intisari ini yang barang tentu dalam isinya masih tedapat kekurangan ataupun kelemahan oleh karena itu kami mohon saran dan kritik serta pembinaan dari instansi guna kebaikan dimasa yang akan datang.
Demikian kami sampaikan, atas perhatiannya kami sampaikan terima kasih.


Sindangsari,      Februari  2013
Kepala Desa Sindangsari





JAJANG AGUS RISWANTO







SEJARAH DESA

1.    Gambaran Umum Desa
Desa Sindangsari masuk wilyah Kecamatan Paseh dengan luas wilayah Desa Sindangsari + 236.743 Ha, Kepadatan penduduk sudah mencapai 13.457 jiwa penduduk tetap.Jumlah Kepala Keluarga 3.3944 KK berdasarkan hasil sensus penduduk  Tahun 2017.
Mayoritas masyarakat Desa Sindangsari Kecamatan Paseh merupakan suku sunda yang tersebar ditiap-tiap RW,  Aspek kebudayaan, baik yang bersifat kebendaan menunjukan identitas dan karakter khas budaya sunda. Selain dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya sunda, pola hidup masyarakat Desa Sindangsari Kecamatan Paseh juga diwarnai oleh  nilai-nilai agama khususnya islam  yang dianut oleh sebagian besar  masyarakat  sehingga selain NYUNDA, pola kehidupan masyarakat Desa sindangsari juga bersifat religius, Dinamika religius masyarakat nampak dalam aktifitas sehari-hari dan pembinaan keagamaan seperti Pondok Pesantren, Organisasi masa ke- Islaman, Yayasan, Mesjid, Madrasah, Majelis Ta’lim dan lain-lain, Keseharian masyarakat Desa Sindangsari adalah bercocok tanam, ber tani, buruh tani, peternak domba dan peternak ayam dan buruh yang lainya.

GAMBARAN UMUM
1.     Geografi
Letak dan Batas Desa
Desa Sindangsari termasuk wilayah Kecamatan Paseh Kabupaten Bandung  dengan luas wilayah 236,743 Ha. Dan dibatasi oleh:
·       Sebelah Utara     :    Desa Sukamatri dan Desa Cipaku
·       Sebelah Selatan :    Desa Mekarwangi
·       Sebelah Barat     :    Desa Sudi dan Desa Talun
·       SebelahTimur     :    Desa Loa
2.     Demografi
a.  Kondisi Fisik Desa Sindangsari
·      Luas Wilayah         :    236,743 Ha.
·      Luas Pemukiman  :    65,431 Ha.
·      Luas Pekarangan :    15,43 Ha
·      Lahan Pertanian   :    105,880 Ha
·      LuasTegal/ Ladang              :            41,531 Ha
·      Lahan Peternakan                          1,500 Ha
·      Lahan Perikanan                 :             7,000 Ha.
·      Prasarana Umum                :             11,075 km2
·      Jumlah RW                          :             15 RW
·      Jumlah RT                           :              54 RT

b.  Kondisi Kependudukan
·      Jumlah Penduduk                :           13.457 orang
·      Jumlah Laki-laki                   :           6.998 orang
·      Jumlah Perempuan             :           6.459 orang
·      Penduduk Dewasa              :           8.991 orang
·      Kepala Keluarga                  :           3.953 KK
1)   Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
a.    Petani                 :    271 orang             e. Peternak                :   110 orang
b.    Buruh Tani          :    417 orang             f.  PNS                       :    46 orang
c.    Buruh/ swasta    : 1.503 orang             g. TNI/PORLI             :   12 orang
d.    Pedagang           :     504 orang            h.  Pensiunan            :    44 orang

Grafik 1. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

2)   Jumlah penduduk Menurut Kelompok Umur
a.  0   th  -   3  th  :    878 orang                         e.   19 th  -  25 th       :  1.650  orang
b.  4   th  -   6  th :    875 orang             f.    26 th  -  40 th       :  2.397  orang
c.   7   th  - 12 th  :   1.564 orang                       g.    41 th  -  55 th      :  1.918  orang
d.  13 th  - 18 th  :  1.706 orang                        h.    56 th ke atas      :  1.180  orang
Grafik 2.Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
           
3)    Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
a.    Lulusan SD           :   4.640 orang          e.    Lulusan  D2      :     7 orang
b.    Lulusan SLTP       :   1.507 orang          f.     Lulusan  D3      :    20 orang
c.    Lulusan SLTA       :      974 orang          g.    Lulusan  S1       :     64 orang
d.    Lulusan D1           :          12 orang        h.    Lulusan  S2       :       2 orang

Grafik 3.JumlahPendudukMenurut Tingkat Pendidikan
4)    Jumlah Penduduk Menurut Agama yang dianut
a.    Islam                        : 13.436 orang                     
b.    Kristen                     :       17  orang
c.    Katolik                      :          8 orang
d.    Hindu                       :         0  orang
Grafik 4.Jumlah Penduduk Menurut  Agama yang Dianut


c.  Kondisi Sarana dan Prasarana
1)  Sarana Ibadah
a. Masjid                 :  24 buah
b. Musola               :  79 buah
c. Gereja                 :   -
d.  Gereja Katolik    :   -
e. Vihara                 :   -
f.   Pura                    :   -

2)  Sarana Pendidikan
a. Sekola Dasar    :   7  buah                        f.   SLTP                              :    3 buah
b. Madrasah           :  19 buah                      g. SLTA                                :    1  buah
c. Pesantren          :    4 buah                       h.Yayaysan Pendidikan       :    4  buah
d. TK/TPA               :   2  buah                      i.   Panti Asuhan                  :      -  buah
e.  PAUD                 :   7 buah                           

3)  Sarana Kesehatan
a. Puskesmas        :     1 buah                     e.Bidan praktek                     :    2 orang
b. Apotek               :     -  buah                     f. Pengobatan Alternatif        :   1 buah
c. Posyandu          :   15 buah                     g. Poliklinik                            :    - buah
d. Dokter Praktek  :    -  orang                     h.Panti Pijat               :    - buah
d.      Jumlah Aparatur Pemerintahan Desa

- Perangkat Desa                        :  13 Orang
- BPD                                          :  11 Orang
- RT                                             :  54 RT
- RW                                            :  15 Wilayah
- LKMD                                        :  10 Orang
- LINMAS                                     :  20 Anggota
- BKM                                          :  10 Anggota.

e.   Komplek Balai Desa

- Bangunan Kantor Desa         : 1 unit
- Rumah Dinas Kepala Desa  : -  unit
- Ruang serbaguna                  : -  unit

f.     Sarana umum

- Jumlah Masjid Jami               : 16 Buah
- Madrasah                               : 19 Buah
- Jumlah Siskamling                 : -  Buah.


2.    Sejarah dan Asal Usul Desa, cerita rakyat
Menurut cerita Tokoh Masyarakat kami Pada tahun 1950  berdirilah sebuah Desa yang dinamakan Desa Mantricina yang diambil dari satu  nama Kampung, di ajukan oleh seorang tokoh terkemuka yang bernama  H. Nurali dan disetujui oleh semua lapisan masyarakat. Dari tahun 1950 sampai tahun 1972  Desa Mantricina di pimpin oleh seorang kepala desa yang bernama Anin Miharja.
Pada tahun 1972, nama Desa di ganti menjadi Desa Sindangsari dan terpilih seorang kepala Desa yang bernama  Emod Supardi yang menjabat sampai tahun 1980.
Pada tahun 1980 diadakan lagi pemilihan kepala Desa dan yang terpilih bernama Odin Syamsudin. Pada tahun 1982 diadakan musyawarah Desa bertempat di Gedung Sekolah/Madrasah Ibtida Iyah (MI) untuk Musyawarah pemekaran Desa Sindangsari yang dihadiri segenap tokoh masyarakat, dan menghasilkan pemekaran desa yang bernama  Desa Sukamantri, dengan cara Potting, Odin Syamsudin Memilih  Desa Sukamantri .
Untuk mengisi kekosongan pemimpin pada tahun 1982 S/d 1985 di pimpin oleh seseorang dari Pejabat Kecamatan yang bernama  Ahmud.
Pada tahun 1985 diadakan pemilihan Kepala Desa yang bertempat di Aula Desa Sindangsari yang menghasilkan seorang Kepala Desa yang bernama Ajid Hermawan  dengan masa Jabatan 8 tahun, terhitung dari tahun 1985 s/d 1993.
Pada Tahun 1993 kembali pemilihan berlangsung dan menghasilkan seorang Kepala Desa  yang bernama Ence Suteja  Dengan masa jabatan 8 Tahun, terhitung dari Tahun 1993 s/d 2001.
Pada Tahun 2001 kembali pemilihan berlangsung dan menghasilkan seorang Kepala Desa  yang bernama Aep Kusmandar dengan masa jabatan 6 Tahun, terhitung dari tanggal, 20 Pebruari 2001 sampai dengan    20 Prebuari 2007.
 Pada tanggal 24 Pebruari 2007 diadakan lagi pemilihan kepala Desa  dengan 5 (Lima) orang calon dan terpilihlah seorang kepala Desa  yang bernama   Sahrodin  dengan masa jabatan 6 tahun, terhitung dari mulai dilantiknya tanggal 20 Pebruari 2007 sampai sekarang.
Pada tanggal 12 Desember 2012 diadakan lagi pemilihan Kepala Desa dengan 5 (Lima) orang calon dan terpilihlah Jajang Agus Riswanto sebagai Kepala Desa dengan Jabatan 5 tahun, untuk periode 2012 – 2018 terhitung dari mulai dilantiknya tanggal 26 Desember 2012.

3.    Tempat – tempat bersejarah/Situs Budaya, di Desa Sindangsari terdapat tempat – tempat makam patilasan Tokoh Besar Desa Sindangsari sebagai berikut :

a.    Makam Keramat Eyang Parukut di Kp. Sanding Rw. 12 Desa Sindangsari;
b.    Makam Keramat Eyang Rohmat di Kp. Sanding  Rw.12 Desa Sindangsari;
c.    Makam Keramat Kalijaga di Kp. Sanding Rw.12 Desa Sindangsari;
d.    Makam Keramat Eyang Arga Kereti (Prabu Bentang Ayunan) di Kp. Sanding Rw.12 Desa Sindangsari;
e.    Makam Keramat Eyang Jaga Riksa  Kp. Sanding Rw.12 Desa Sindangsari;
f.     Makam Keramat Juru Basa  di Kp. Sanding Rw.13 Desa Sindangsari;
g.    Makam Keramat Eyang Haji di Kp. Sanding Rw.13 Desa Sindangsari;
h.    Makam Keramat Eyang Brata di Kp. Sanding Rw.13 Desa Sindangsari;
i.      Makam Keramat Eyang Suja (Pamutusan) di Kp. Sanding Rw.13 Desa Sindangsari;
j.      Makam Keramat Eyang Maja di Kp. Legokgoong Rw.07 Desa Sindangsari;
k.    Makam Keramat Eyang Sahwana (Prabu Langlang Buana) di Kp. Pakacangan Rw.06 Desa Sindangsari;
l.      Makam Keramat Eyang Buku di Kp. Kelepu Rw.04  Desa Sindangsari;
m.   Makam Keramat Eyang Patinggi di Kp. Patenggeng Rw.05 Desa Sindangsari.


ADAT ISTIADAT

1.    Adat yang berkaitan dengan siklus hidup (kelahiran, sunatan, pernikahan, dan kematian)
a.    Kelahiran :
Diantaranya adalah upacara empat bulanan sewaktu jabang bayi didalam perut ibunya berusia empat bulan dan tujuh bulanan sewaktu jabang bayi berusia tujuh bulan didalam perut ibunya serta serta marhabaan ketika si jabang bayi telah dilahirkan.
b.    Sunatan :
Nyawer anak yang disunat, dan mandi kembang yang diiringi tabuh gendang dan kesenian tradisional seperti gendang penca, terbang atau rebana.
c.    Pernikahan :
Persiapan hajatan berupa tutunggulan, mandi kembang, ngeuyeuk seureuh, walimahan, saweran, dan munjungan.
d.    Kematian :
Upacara Tahlilan, Tiluna (malam 3 hari kematian), Tujuhna (upacara tujuh hari meninggalnya), Matang Puluh (upacara empat puluh hari meninggal), Natus (upacara 100 hari meninggal), Mendak / Tepung Tahun (upacara setelah satu tahun meninggal).

2.    Adat tentang Sopan Santun
§  Bila seseorang berpapasan dengan siapapun selalu saling sapa, mengucapkan salam, mengangguk (rengkuh), berjabat tangan dan lain – lain.
§  Selalu hormat (someah, darehdeh) kepada tamu walaupun baru pertama kalinya bertemu.
§  Bila ada orang bertamu yang akan bertemu kepada salah satu warga oleh yang kebetulan diminta keterangan tentang keberadaannya diantar sampai di rumah yang ditujunya.
§  Bila bertamu kepada orang lain selalu mengucapkan, sampurasun, punten, asslamualaikum dan sebagainya.
§  Bila berjalan melewati orang banyak maupun satu orang selalu mengucapkan “Punten Kalangkung”
§  Adat kebiasaan menunjukan sesuatu barang ataupun tempat dengan jempol kanan.


3.    Adat pergaulan (muda mudi)
Pergaulan antara muda mudi dibatasi dengan adat seperti tidak boleh mengobrol diluar rumah apalagi dimalam hari, adapun jika mengobrol didalam rumah waktunya tidak boleh lewat larut malam.

4.    Adat yang berkaitan dengan pengelolaan Sumber Daya Alam
Sebagian Warga masyarakat Desa Sindangsari dalam melakukan bercocok tanam selalu berdo’a diiringi dengan membakar kemenyan dan tidak mengawali suatu pekerjaan dihari yang kurang baik (larangan bulan).

5.    Tabu atau pantangan
Hal – hal yang dianggap tabu atau pantangan kebiasaan yang terjadi dimasyarakat Desa Sindangsari diantaranya :
1.    Tidak boleh bersiul didalam rumah
2.    Bila sedang makan tidak diperbolehkan sambil berbicara
3.    Tidak boleh makan sambil berdiri (harus duduk bersimpuh)
4.    Tidak boleh bepergian ditengah hari (salah mangsa)
5.    Tidak boleh tidur masih sore (sareupna)
6.    Tidak boleh makan daging ayam ekornya (tungigirna)
7.    Tidak boleh berbelanja / membeli sesuatu  (hewan peliharaan, barang elektronik, kendaraan, tanah, dll) dihari yang ada pantangannya (larangan bulan)
8.    Tidak boleh duduk di depan pintu (pamali)
9.    Tidak boleh melawan / membantah kepada orang tua
10. Tidak boleh memotong kuku tangan atau kaki dimalam hari (pamali)


6.    Petatah petitih/pantun
aya hiji balon rek bitu

sabab kagencet ku buhaya
naha urang sunda teh kitu
mopohokeun kana budaya



aya jalma teu boga banda
sadayana tos dipasihkeun
angklung teh ti tatar sunda
naha urang bet mopohokeun



ulin ka laut banda
naha jadi nalangsa
kuring teh urang sunda
kuring nyaah kana basa



di kebon sato aya panda
panda ngahakan kangkung
budayakeun budaya sunda
bilih lapur kawas angklung

kamari ulin ka samarinda
trus nyimpang ka bima
kuring mah da urang sunda
nyebat ka indung teh emak


diluhur aya bandera
bandera gambar panda
naha kuring kudu era
pan ieu teh basa sunda



poe salasa tumpak kuda
kuda paninggalan walanda
urang mah urang sunda
atuh pake basa sunda



kangkung diasakan ku randa
ngeunah pisan rasana
angklung teh asli ti sunda
kuring nu bogana



aya pawang buhaya
pawangna ulin ka persia
kudu nyaah kana budaya
bisi dicolong ku malaysia



hayang ulin ka gunung gede
di gunung aya buhaya
urang sunda sing harade
sing nyaah kana budaya



ulin ka jalan juanda
sawaktos bulan puasa
mun ngaku urang sunda
tong poho kana basa



aya jalma teu boga alis
sabab getol dikerokna
neng geulis tong gumeulis
sabab rujit nenjona



baju teh apan disewakeun
disewakeun ku indung sia
basa sunda sok atuh gunakeun
saeuncan diaku ku malaysia



aya huma dekeut situ
eta huma nu bogana randa
naha urang sunda teh kitu
alim nyarios ku basa sunda



7.    Upacara/ritual
Upacara yang banyak dilakukan dimasyarakat Desa Sindangsari diantaranya
1.    Pada waktu permulaan ingin mendirikan sebuah bangunan (rumah, mesid, dll) selalu ditandai dengan acara mitambeyan dengan diadakannya segala macam sesaji (sasajen) berupa macam – macam makanan khas sunda.
2.    Setelah selesai pengerjaan bangunan tersebut selanjutnya ke upacara “ngaruat” supaya terhindar dari segala macam kejadian yang tidak diharapkan.
3.    Upacara /ritual pada waktu akan mulai menanam padi :
§  Tandur     : selamatan  setelah menanam padi
§  Mapay pare reuneuh : berkeliling dipesawahan setelah padi berbuah hijau (Beuneur hejo)
§  Nyalin      : sebelum padi dipanen.

8.    Permainan tradisional
Kebiasan permainan tradisional yang dilakukan masyarakat diantaranya :
a)    Loncat tinggi
b)    Ngadu kaleci (kelereng)
c)    Conah
d)    Sapintrong
e)    Panco
f)     Ucing sumput
g)    Ucing – ucingan
h)   Perepet jengkol
i)     Gampar
j)      Galah totog
k)    Congkak, dll


9.    Pakaian adat
Untuk pakaian pria seperti memakai pangsi, kampret, iket, totopong, dll.Sedangkan untuk kaum wanitanya memakai kebaya, sinjang, selendang.

10. Rumah Adat
Ciri khas rumah adat masyarakat Desa Sindangsari kebanyakan memakai bahan material seperti kayu dan bambu.


11. Makanan Khas Tradisional
Makanan ciri khas warga masyarakat desa sindangsari memiliki beraneka ragam cirri khas makan yang dilakukan secara turun temurun, diantaranya :
1.    Ranginang                            13.  Dodol                                          25.  Ali Agrem
2.    Borondong                            14.  Comro                                         26.  Ulen Ketan
3.    Angleng                                 15.  Tangtang Angin                       27.  Asrah
4.    Wajit                                       16.  Awug                                          28.  Dan lain - lain
5.    Opak                                       17.  Karedok
6.    Putri noong                           18.  Lotek
7.    Gegetuk                                 19.  Peuyeum ketan
8.    Sale cau                                20.  Peuyeum sampeu
9.    Pupuntir                                21. Kolek
10. Bangkerok ketan                  22. Candil
11. Sambel oncom                     23. Colenak
12. Kicimpring                             24. Surabi

12. Obat tradisional
§  Obat Sakit Perut       : Pucuk Jambu, Pucuk Saliara, Koneng temen
§  Obat Luka                  : Boros pisang manggala, kirinyuh, babadotan antanan beureum
§  Obat penurun panas           : Bawang merah dan asam ditumbuk  kemudian ditempel dikepala
§  Obat misalah tulang            : Kiurat, papagan dadap, dll
§  Obat Sakit Gigi         : Getah Jarak, sereh
§  Obat Sariawan         : Sirih, dll
§  Obat darah tinggi     : Mengkudu, belimbing, sirsak (nangka manalika)





KEMASYARAKATAN
1.    Pemerintahan / Oraganisasi kemasyarakatan (Lembaga Adat)
a)    Struktur kelembagaan (tidak ada)
b)    Tugas, Fungsi dan Kewenangan
c)    Sumber Penghasilan Kepala Desa (Lembaga Adat)
2.    Hukum Adat / Norma dan Sanksi
a.    Apabila salah seorang warga berbuat kesalahan baik tingkah laku sehari – hari, berkata selalu sombong (adigung adiguna), angkuh, besar mulut, dan lain-lain akan mendapat sanksi dengan sendirinya dijauhi orang – orang serta di kucilkan.
b.    Apabila salah seorang berbuat kejahatan baik tindak pidana maupun perdata ia akan menanggung akibatnya berupa sanksi Hukum maupun sanksi di kucilkan oleh warga lainnya.
c.    Apabila salah seorang melanggar norma – norma agama, adat istiadat dan lainnya akan mendapat sanksi digunjingkan serta menjadi bahan ejekan maupun bahan cemoohan orang lain.
3.    Sistem Nilai
a)    Adat yang berkaitan dengan Gotong royong
Selalu memegang teguh kegotong royongan dalam rangka memelihara dan memperbaiki  sarana prasarana kepentingan umum seperti : perbaikan selokan, tanggul, jalan raya, jalan lingkungan serta kebersihan lingkungan dan lainnya.
b)    Adat yang berkaitan dengan musyawarah
Setiap kali pada kesempatan musyawarah baik didesa maupun dilingkungan selalu menggunakan bahasa daerah (sunda) apalagi di hari Jum’at suatu keharusan berbahasa sunda.
c)    Adat yang berkaitan dengan keadilan, kejujuran dan kesederhanaan
Selalu mengutamakan kepentingan Orang Tua, kaum perempuan, (Ibu-ibu), pimpinan dalam hal pembagian apapun orang muda ataupun bawahan seharusnya mengalah ataupun mendapat giliran belakangan.
Mengutamakan kejujuran dalam hal apapun demi terhindarnya dari sanksi hukum maupun sanksi adat
Selalu mengkonsumsi makanan maupun minuman khas sunda yang bersifat lokal yang harganya murah namun bermanfaat bagi tubuh sebagai pengganti asi seperti : rebus, singkong, jagung, talas, ubi, bajigur, bandrek dan lain – lain.

KESENIAN

1.    Kesenian Tradisional
a.    Tarian
Jaipongan, Ketuk Tilu, Pencak Silat
b.    Musik / Suara
Suling, kacapi, beluk, terebang, calung, kendang penca
c.    Ukir / Pahat
d.    Wayang
2.    Kerajinan Masyarakat
a.    Anyaman bamboo (bilik)
b.    Menong
c.    Sundung
d.    Anyaman Ancun






SISTEM BAHASA DAN AGAMA

1.    Bahasa Tulisan dan Lisan (Jenis dan Dialek)
Tulisan : Sehari – hari dalam menulis surat ataupun pesan selalu dengan bahasa daerah (Sunda)
Lisan : Setiap warga disetiap kampong diwilayah Desa Sindangsari mempunyai cirri khas (dialek/logat) kata – kata yang unik dengan nada suara penekanan (di aleu – aleu)
2.    Agama / kepercayaan yang dianut masyarakat
Agama yang dianut oleh warga masyarakat Desa Sindangsari adalah Agama Islam.
3.    Kitab
Kitab yang menjadi pedoman hidup bagi warga Desa Sindangsari adalah Al-Qur’an dan Al-Hadist.





PERMASALAHAN DAN USULAN
a.    Permasalahan :
§  Bagi generasi sekarang terutama kaum muda dan anak – anak sudah tidak mengetahui lagi cara berbicara yang benar undak usuk bahasa sendiri (bahasa sunda) mana perkataan yang harus diucapkan ketika berbicara dengan orang tua, mana untuk teman, mana untuk atasan, mana untuk anak – anak dan lain sebagainya
§  Dengan bergesernya kebudayaan kita sehingga kesenian, adat istiadadt local, pakaian adat lokal, maupun tingkah laku sehari – hari yang sifatnya nyunda hamper terlupakan serta tidak terpelihara dengan baik.
 b.    Usulan :
§  Kepada pemerintah atau intansi terkait diharafkan adanya pembinaan secara khusus dalam rangka pemeliharaan adat budaya lokal.
§  Adanya revitalisasi kesenian lokal  seperti : Kecapi, Suling, Angklung, Calung, dan lainnya bagi anak – anak sekarang.
§  Seyogyanya kesenian maupun adat  budaya kita yang melekat erat menjadikan cirri khas kedaerahan agar kiranya tertata dan terpelihara dengan berkesinambungan sehingga menjadi tuan rumah di Negeri sendiri.










Sekolah MTS Miftahul Ulum



Siklus kedua kami memulai program mengajar ke sekolah MTS Miftahul Ulum yang dilakukan Rabu, (8/8/2018).kami menemui kepala sekolah beserta staf guru diruangan kantornya untuk membagi jadwal mengajar disekolah tersebut.
Terdapat 19 orang staf pengajar  yang aktif di Mts Miftahul ulum dengan mata pelajaran umum dan agama seperti Matematika, B.Inggris, B.Indonesia, PKN, Penjas, Aqidah, Fiqih, B Arab, dan Sejarah Kebudayaan Islam dan Baca Tulis Alquran (BTQ).
Jumlah siswa di Mts tersebut kelas 7 berjumlah 45 siswa, kelas 8 berjumlah 45 dan kelas 9 berjumlah 43 orang siswa.
Selanjutnya terdapat mesjid Miftahul Ulum disebrang jalan dusun Sanding Rw 12 yang dipakai sebagai tempat sarana ibadah dan pengajian masyarakat.
produksi rajut
Selesai mengajar kita berkunjung ke masyarakat Rw 12 untuk mengobservasi dan menemukan  potensi warga di dusun tersebut dan alhamdulilah kami menemukan produksi tembakau dan produksi rajut yang tidak jauh dari lokasi sekolah.
Produksi rajut dan tembakau tersebut sudah dipasarkan keluar kota yakni Jakarta, Makasar dan beberapa kota lainya.
belajar bersama dengan anak-anak dikebun jati 

indahnya berbagi 

Belajar berhitung bersama kordes


Pulang observasi ke sekolah dan warga, kami sudah disambut anak-anak diposko 450 ada yang sekedar mengerjakan tugas atau bermain ada pula yang belajar bahasa inggris dan matematika.

harapan kami mudah-mudahan anak-anak baik sd maupun smp tetap semangat dan terus menimba ilmu dan jangan sampai putus sekolah karena pendidikan lebih penting dalam memajukan bangsa.
Usan Kodim lagi Ngaliweut
Ngaliweut Ajang Silaturahmi Tokoh masyarakat dan pemuda


Jangan lupa bahagia dan datang lagi





Reporter : Teten Handani











Tidak ada komentar:

Posting Komentar